Sabtu, 30 Juli 2011

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika Indonesia

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika Indonesia


(Indonesian Physics Student Association)

Visi

International Quality in Physics Education
Misi
Is to enhance the understanding and appreciation of physics through teaching
Program

HMPFI bertujuan :


  1. Mewujudkan cita-cita Proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mempertahankan, mengamankan, serta mengamalkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
  2. Berperan aktif mencapai tujuan nasional dalam mencerdaskan bangsa dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya
  3. Berperan serta mengembangkan system dan pelaksanaan pendidikan nasional
  4. Mempertinggi kesadaran dan sikap Mahasiswa Pendidikan Fisika, meningkatkan mutu dan kemampuan profesi guru di masa depan dan tenaga kependidikan lainnya
  5. Menjaga, memelihara, membela, serta meningkatkan harkat dan martabat Mahasiswa Fisika melalui peningkatan kesejahteraan anggota serta kesetiakawanan organisasi.



Fokus:

Inovasi, Riset dan Pengembangan Pendidikan Fisika

PENDIDIKAN DI INDONESIA : MASALAH DAN SOLUSINYA
OLEH : M. SHIDDIQ AL-JAWI

1. Pengantar 

Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. 

Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999). Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. 

Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya ber-predikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. 

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). 

Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP). 

Apa makna data-data tentang rendahnya kualitas pendidikan Indonesia itu? 

Maknanya adalah, jelas ada something wrong (masalah) dalam sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau secara perspektif ideologis (prinsip) dan perspektif teknis (praktis), berbagai masalah itu dapat dikategorikan dalam 2 (dua) masalah yaitu : 

Pertama, masalah mendasar, yaitu kekeliruan paradigma pendidikan yang mendasari keseluruhan penyelenggaraan sistem pendidikan. 

Kedua, masalah-masalah cabang, yaitu berbagai problem yang berkaitan aspek praktis/teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti :

Mahal-nya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraan guru, dan sebagainya.

Alhasil  jika pendidikan kita diumpamakan mobil, mobil itu berada di jalan yang salah yang “sampai kapan pun tidak akan pernah menghantarkan kita ke tempat tujuan (masalah mendasar/paradigma).

Di samping salah jalan, mobil itu mengalami kerusakan dan gangguan teknis di sana-sini : bannya kempes, mesinnya bobrok, AC-nya mati, lampu mati, dan jendelanya rusak (masalah cabang/praktis).

Bersambung.

Tidak ada komentar: