Senin, 25 Juli 2011

Fisika dan Kepemimpinan







What Our Next President Needs to Know


Lecture by:

Richard A. Muller

I am a Professor in the Department of Physics at the University of California at Berkeley, and Faculty Senior Scientist at the Lawrence Berkeley Laboratory, where I am also associated with the Institute for Nuclear and Particle Astrophysics.

Kepemimpinan dalam Fisika

(Prof. Yohanes Surya, Ph.D./Rektor Universitas Multimedia Nusantara)


Fenomena Einstein

Pada awal abad kedua puluh, Einstein memperkenalkan teori relativitasnya. Menurut teori ini tidak ada gerak absolut. Semua gerak bersifat relatif (sangat tergantung pada siapa yang mengamatinya). Seorang bisa menganggap gerak suatu pesawat cepat, tapi orang lain bisa menganggap gerak pesawat itu lambat, bahkan ada yang menganggap pesawat itu berhenti.

Sebagai contoh ketika kita berada dalam kereta api yang bergerak, kita melihat seolah-olah pohon-pohon yang terletak di luar kereta bergerak.


Padahal orang yang berdiri dekat pohon itu melihat pohon tidak bergerak. Disini gerak pohon sangat tergantung pada siapa yang mengamatinya.

Pada gerak relativistik ini, mereka yang bergerak paling cepat lah yang paling menonjol. Semua pengamat (kecuali dirinya) akan melihat ia bergerak.

Kondisi relatif ini terjadi pada masyarakat demokrasi dimana setiap orang merasa dirinya paling benar. Tidak ada kebenaran absolut. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, kondisi relatif ini terjadi ketika setiap orang dalam organisasi atau perusahan ini merasa dialah yang paling berjasa, paling benar dan paling berhak memimpin.

Dalam kondisi relatif ini akan terdapat banyak oposisi. Oposisi akan selalu menganggap dirinya lebih benar dari lawannya. Mereka berusaha mencari-cari kesalahan lawannya lalu sekali saja ia menemukan kesalahan lawannya, ia langsung menghantamnya.

Amerika adalah contoh keadaan yang mempunyai kondisi relatif. Kita lihat pada pemilihan presiden, yang diutamakan dalam kampanye adalah adu visi. Setiap kandidat mempersiapkan visi masing-masing. Setiap kandidat menganggap bahwa visinyalah yang paling benar.

Pemimpin yang dibutuhkan dan bisa bertahan dalam kondisi ini adalah pemimpin yang mempunyai keunggulan-keunggulan dalam visi, mempunyai integritas tinggi dalam menjalankan visi itu dan mau kerja keras serta bergerak cepat dalam merealisasikan program-program yang
mendukung visi yang unggul itu.

Kecepatan bergerak sangat diperlukan karena mereka terus menerus dipantau oleh oposisi. Integritas sangat perlu, kalau mereka sampai jatuh habislah mereka.


Fenomena Kuantum

Fisika kuantum berkembang secara luar biasa pada abad ke 20. Perkembangan teknologi yang begitu luar biasa saat ini terjadi karena berkembangnya fisika kuantum itu. Walau begitu sampai sekarang orang belum mengerti fenomena kuantum dengan sempurna. Anggap seberkas elektron dilewatkan pada sebuah celah tunggal sempit. Elektron-elektron ini akan tersebar pada layar yang diletakan dibelokkan celah sempit itu. Tiap tempat di layar itu dapat ditempati oleh elektron





Keanehan terjadi ketika hanya satu elektron bergerak mendekati salah satu celah pada celah ganda. Ketika kedua celah terbuka elektron tidak akan menempati bagian pita gelap pada layar. Tapi ketika elektron tepat tiba dicelah, lalu celah yang satunya ditutup tiba-tiba, elektron ternyata dapat menempati bagian pita gelap ini. Kok bisa?




Hal ini membingungkan para fisikawan. Ketika kita menutup celah yang satunya, gerakan kita tidak mengganggu gerakan elektron, tapi mengapa elektron sepertinya tahu bahwa kita menutup celah itu.

Dari peristiwa ini, para fisikawan menyimpulkan bahwa kita tidak bisa menyimpulkan sesuatu sampai suatu eksperimen dilakukan. Dengan kata lain tidak ada kepastian sampai kita membuktikannya dengan eksperimen. Tidak ada yang pasti di alam ini. Segala sesuatu mempunyai kans. Bahkan untuk suatu hal yang mustahilpun ada kans.

Fenomena kuantum ini cocok untuk mereka yang berada pada suasana ketidakpastian yang tinggi. Misalnya pada perusahaan-perusahaan yang bermain dengan resiko atau pada negara yang sedang dalam keadaan kalut akibat perubahan suatu sistem.

Rusia ketika berubah dari negara komunis menjadi negara yang lebih demokratik, mengalami masa-masa ketidakpastian yang sangat tinggi. Rubel menjadi sangat lemah, perekonomian amburadul, percaya diri sebagai bangsa turun drastis. Tidak ada kepastian. Tiap orang berusaha
mencari keuntungannya sendiri. Dalam kondisi seperti ini diperlukan kepemimpinan yang kuat, berani ambil resiko, berspekulasi tapi dengan perhitungan yang cermat dan mampu bertindak tegas. Dengan kepemimpinan seperti ini Putin mampu mengembalikan Rusia menjadi negara yang dihormati lagi dengan perekonomian yang lebih stabil.

Pemimpin yang bisa bertahan dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini adalah pemimpin yang kreatif (punya ide-ide dan terobosan-terobosan baru), berani mengimplentasikan pemikiran kreatifnya walau dengan resiko yang tinggi, berani spekulasi tapi didukung dengan perhitungan yang baik, dan bertindak tegas.


(To be Continued)

Tidak ada komentar: