Senin, 24 November 2008

Fisika Bumi Siliwangi Central for Innovation Research & Development


FiBuSi IR&D Center
(Fisika Bumi Siliwangi Central for Innovation Research & Development )

Vision

Menjadi Manusia Luar Biasa dengan Inovasi, Penelitian dan Pengembangan

Mission

1. Memperkenalkan apa itu Riset (Penelitian), Inovasi dan Pengembangan kepada Masyarakat pada umumnya dan Mahasiswa pada khususnya.

2. Meningkatkan jumlah tulisan ilmiah yang bermutu dan berkualitas di lingkungan Mahasiswa Fisika Universitas Pendidikan Indonesia pada khusunya sehingga diakui oleh masyarakat luas dan mampu menjawab tantangan dan permasalahan di dalam kehidupan Masyarakat sekitar.

Fokus 2 Tahun Kedepan

1. Pelopor dan Unggul dalam IR&D Pendidikan Fisika pada Khususnya dan Pendidikan Sains pada Umumnya

JUARA PIMNAS

2. Pelopor dan Unggul dalam Jaringan (Networking) Pendidikan Fisika atau Sains lainnya. (Menjadi Pusat Informasi Seluruh Sekolah (PAUD/ Sains for Kids, Sekolah Dasar/SD, SMP, SMA Sederajat Seluruh Indonesia)

3. Menggagas System Sekolah Lingkungan di Daerah Sunda

4. Meningkatkan Kemampuan Menulis Mahasiswa Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, Sehingga mampu berprestasi di Ranah Nasional dan International.


Kami Yakin Pasti Bisa
YES WE CAN Do It!!!!!!!!


Riset atau penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah. Kata ini diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas".

Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena . Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.

Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

Tiga tahap penelitian ilmiah

Penelitian ilmiah biasanya melalui tiga tahap yaitu: konseptualisasi, operasionalisasi, dan observasi.



Research is defined as human activity based on intellectual application in the investigation of matter. The primary aim for applied research is discovering, interpreting, and the development of methods and systems for the advancement of human knowledge on a wide variety of scientific matters of our world and the universe. Research can use the scientific method, but need not do so.

Scientific research relies on the application of the scientific method, a harnessing of curiosity. This research provides scientific information and theories for the explanation of the nature and the properties of the world around us. It makes practical applications possible. Scientific research is funded by public authorities, by charitable organisations and by private groups, including many companies. Scientific research can be subdivided into different classifications according to their academic and application disciplines.

Historical research is embodied in the historical method.

The term research is also used to describe an entire collection of information about a particular subject.


Contents


The term innovation means a new way of doing something. It may refer to incremental, radical, and revolutionary changes in thinking, products, processes, or organizations. A distinction is typically made between Invention, an idea made manifest, and innovation, ideas applied successfully. In many fields, something new must be substantially different to be innovative, not an insignificant change, e.g., in the arts, economics, business and government policy. In economics the change must increase value, customer value, or producer value. The goal of innovation is positive change, to make someone or something better. Innovation leading to increased productivity is the fundamental source of increasing wealth in an economy.

Innovation is an important topic in the study of economics, business, technology, sociology, and engineering. Colloquially, the word "innovation" is often used as synonymous with the output of the process. However, economists tend to focus on the process itself, from the origination of an idea to its transformation into something useful, to its implementation; and on the system within which the process of innovation unfolds. Since innovation is also considered a major driver of the economy, the factors that lead to innovation are also considered to be critical to policy makers.

Those who are directly responsible for application of the innovation are often called pioneers in their field, whether they are individuals or organizations.

Contents


The phrase research and development (also R and D or, more often, R&D), according to the Organization for Economic Co-operation and Development, refers to "creative work undertaken on a systematic basis in order to increase the stock of knowledge, including knowledge of (hu)man, culture and society, and the use of this stock of knowledge to devise new applications [sic]"

Contents


Scientific method refers to bodies of techniques for investigating phenomena, acquiring new knowledge, or correcting and integrating previous knowledge. To be termed scientific, a method of inquiry must be based on gathering observable, empirical and measurable evidence subject to specific principles of reasoning. A scientific method consists of the collection of data through observation and experimentation, and the formulation and testing of hypotheses.

Although procedures vary from one field of inquiry to another, identifiable features distinguish scientific inquiry from other methodologies of knowledge. Scientific researchers propose hypotheses as explanations of phenomena, and design experimental studies to test these hypotheses. These steps must be repeatable in order to dependably predict any future results. Theories that encompass wider domains of inquiry may bind many hypotheses together in a coherent structure. This in turn may help form new hypotheses or place groups of hypotheses into context.

Among other facets shared by the various fields of inquiry is the conviction that the process be objective to reduce a biased interpretation of the results. Another basic expectation is to document, archive and share all data and methodology so they are available for careful scrutiny by other scientists, thereby allowing other researchers the opportunity to verify results by attempting to reproduce them. This practice, called full disclosure, also allows statistical measures of the reliability of these data to be established.

Contents


"Kami Cinta Fisika Bumi Siliwangi"

Bersatulah Fisika Bumi Siliwangi

UNLOCKING KNOWLEDGE
EMPOWERING MINDS


Harapan dan Impian Kami:

"Menjadi yang Pelopor, Unggul, Terbaik dan Terindah dalam
Teknologi Pendidikan"


1. Selalu mengirimkan perwakilan dalam PIMNAS setiap Waktu, dengan peningkatan jumlah peserta pertahunnya bertambah 2.

2. Menjadi Jurusan Pengirim peserta PIMNAS terbanyak di Universitas Pendidikan Indonesia. Targetnya 8 Kelompok di Tahun 2010.

3. Perekrutan Sahabat dan Keluarga FiBuSi IR&D yang Menyenangkan.

4. Juara PIMNAS 2009.

5. Menghasilkan Para Peneliti Pendidikan Fisika yang Kompeten.

6. Membangun Jiwa-jiwa Entrepreneurship yang kuat dan tangguh.

7. Membangun karakteristik guru yang tangguh dan membangun jiwa Motivator yang Hebat.

8. Menanamkan Konsep yang tangguh terhadap prinsip Tafakur, Tadabur dan Tasyakur.

Sehebat apapun Sang Gajah, Universitas Pendidikan Indonesia adalah yang
Terbaik dan yang Terindah
"Kami Siap Bekerjasama dan Berkompetisi"

Pasti Bisa!!!!!!!!

Galery Kegiatan-Kegiatan Kami

1.

Penelitian dan Pengembangan Permainan untuk Pendidikan {Game for Learning}

Game for Learning

(Game untuk Pembelajaran)


Pengajaran Science (Fisika, Matematika, Kimia dan Biologi) merupakan pelajaran yang sangat menarik. Namun sayang sekali banyak orang tidak melihat asyiknya pelajaran-pelajaran ini. Sudah banyak usaha-usaha dilakukan oleh para pendidik untuk membuat pelajaran ini menjadi lebih disenangi para pelajar. Salah satunya adalah melalui permainan-permainan komputer (computer game) yang dinamakan Game Learning.

Dalam Game Learning, para pelajar belajar sambil bermain computer. Mereka serasa tidak sedang belajar. Ketika selesai permainan, tanpa terasa pengetahuan mereka bertambah cukup berarti.

Prof. Yohanes Surya sedang melakukan penelitian tentang game learning ini bersama beberapa peneliti lainnya. Fokus penelitian adalah bagaiman menciptakan game yang cocok bagi para pelajar di Indonesia yang mempunyai kultur berbeda-beda ini.

Sumber:

Prof. Yohanes Surya, M.Sc., Ph.D.

The Next Generation Mobile Education

By:

Arif Nurahman

Problem

It is sometimes intimidating for students to ask questions in large lectures, and it is often hard for the professor in the classroom to gauge how well students are grasping the material.

Goal

To distribute personal digital assistants (PDAs) to students during large lectures so they can communicate and share information with faculty in real time.

Overview

The Next Generation Mobile Classroom puts handhelds to work solving some problems inherent in large lecture classes. Once each student enters the lecture hall, they log in with their special-use PDA and can see an outline of that day's lecture, type questions anonymously (these come up on the screen of the teaching assistant and are fielded at his or her discretion) and take mini-quizzes that help the instructor see if everyone understands the material. Outside of class, students can use the device to hook up with other students for study groups or to see vital class-related information such as when the final exam is scheduled. (Partial source: Senebian & Quantum Study Club, E-Learning Sebuah Keniscayaan )

"Imagine a classroom where the professor's lecture slides show up on screen as soon as he/she enters. Where students' homework grades display in the palm of their hand. Where everyone participates in lecture by taking mini-quizzes; and where the answers are tallied and feedback appears right before their eyes. Imagine a classroom where assignment dates are automatically integrated into students' calendars. And faculty contact information is entered directly into their address books. Imagine a classroom where study groups are organized at the touch of a button. Where lecture text is synchronized with slides for hearing impaired students. And where students can ask questions without disturbing the flow of lecture. This is the vision of the Next Generation Mobile Education." (Source: www.banjarcyberschool.co.cc)


The Development of Quantum Computer (Perkembangan Komputer Kuantum)

The Development of Quantum Computer

(Perkembangan Komputer Kuantum)

Agus Haeruman*

Elektro Instrumentalia Universitas Gajah Mada

Arip Nurahman*

Department of Physic, Faculty of Sciences and Mathematics

Indonesia University of Education

Sandy Socrates*

Teknik Informatika Institute Teknologi Bandung


Abstract

A quantum computer is any device for computation that makes direct use of distinctively quantum mechanical phenomena, such as superposition and entanglement, to perform operations on data. In a classical (or conventional) computer, information is stored as bits; in a quantum computer, it is stored as qubits (quantum bits). The basic principle of quantum computation is that the quantum properties can be used to represent and structure data, and that quantum mechanisms can be devised and built to perform operations with this data.

Although quantum computing is still in its infancy, experiments have been carried out in which quantum computational operations were executed on a very small number of qubits. Research in both theoretical and practical areas continues at a frantic pace, and many national government and military funding agencies support quantum computing research to develop quantum computers for both civilian and national security purposes, such as cryptanalysis.


Introduction

Komputer kuantum adalah alat hitung yang menggunakan sebuah fenomena mekanika kuantum, misalnya superposisi dan keterkaitan, untuk melakukan operasi data. Dalam komputasi klasik, jumlah data dihitung dengan bit; dalam komputer kuantum, hal ini dilakukan dengan qubit. Teknologi ini adalah salah satu hasil dari "applied Physic"(fisika terapan).

Perkembangan komputer melaju dengan pesatnya. Gordan Moore, salah satu pendiri Intel bahkan mengatakan, kemampuan prosesor komputer (jumlah transistor dan kecepatannya) akan bertambah dua kali lipat setiap 18 bulan. Hal ini telah berlangsung selama hampir empat dasawarsa. Jika hal ini terus berlanjut, diperkirakan ukuran transistor pada tahun 2030 akan menjadi hanya sebesar atom hidrogen. Dengan ukuran sekecil ini, proses fisika dalam sebuah transistor tidak akan mengikuti hukum-hukum fisika klasik, namun mengikuti hukum fisika kuantum. Hal ini membuka cara baru dalam memandang proses pengolahan informasi sekaligus menciptakan harapan untuk menciptakan sebuah komputer yang kemampuannya melebihi kemampuan yang dapat dicapai komputer sekarang ini.

Jika dikatakan, komputer kuantum hanya butuh waktu 20 menit untuk mengerjakan sebuah proses yang butuh waktu 1025 tahun pada komputer saat ini, kita tentu akan tercengang. Hal inilah yang membuat para ilmuwan begitu tertarik untuk mengembangkan kemungkinan terbentuknya komputer kuantum. Meskipun hingga saat ini belum tercipta sebuah komputer kuantum yang dibayangkan oleh para ilmuwan, kemajuan ke arah sanalima tahun ke depan. Setidaknya, begitulah yang dikatakan oleh Raymond Laflamme, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat. terus berlangsung. Bahkan yang menarik, ternyata perkembangan komputer kuantum juga mengikuti apa yang dikatakan oleh Gordan Moore di atas. Jika hal ini benar, para ilmuwan akan dapat membangun sebuah komputer kuantum hanya dalam waktu lima tahun ke depan. Setidaknya, begitulah yang dikatakan oleh Raymond Laflamme, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.

ISI

Algoritma Shor

Sebuah komputer kuantum tidaklah sama dengan komputer klasik. Hal ini tidak dalam hal kecepatan saja, namun juga dalam hal pemrosesan informasi. Sebuah komputer kuantum dapat mensimulasikan sebuah proses yang tidak dapat dilakukan oleh komputer klasik. Hal ini membuat para ilmuwan harus memiliki paradigma baru dalam hal permrosesan informasi.

Selama ini, sebuah komputer bekerja didasarkan hukum-hukum fisika klasik. Informasi didefinisikan secara positif, direpresentasikan secara material dan diproses berdasarkan hukum-hukum fisika klasik. Ketika para fisikawan masuk ke dalam teori kuantum dalam pemrosesan informasi, mereka diharuskan untuk mengubah pandangan mereka mengenai pemrosesan informasi. Lebih jauh lagi, mereka harus mengembangkan sebuah sistem logika baru yang mengikuti hukum-hukum fisika kuantum. Sistem logika baru ini disebut dengan logika kuantum. Sistem logika kuantum berbeda sama sekali dengan sistem logika yang selama ini dipakai, yaitu sistem logika yang dikembangkan oleh Aristoteles.

Dengan sistem logika yang baru, para ilmuwan harus memikirkan sebuah algoritma yang berbeda untuk memproses informasi. Inilah yang sebenarnya merupakan inti dari komputer kuantum. Beberapa algoritma telah dikembangkan dan yang di antaranya telah berhasil ditemukan adalah algoritma Shor yang ditemukan oleh Peter Shor pada tahun 1995. Lewat algoritma Shor ini, sebuah komputer kuantum dapat memecahkan sebuah kode rahasia yang saat ini secara umum digunakan untuk mengamankan pengiriman data. Kode ini disebut kode RSA. Jika disandikan melalui kode RSA, data yang dikirimkan akan aman karena kode RSA tidak dapat dipecahkan dalam waktu yang singkat. Selain itu, pemecahan kode RSA membutuhkan kerja ribuan komputer secara paralel sehingga kerja pemecahan ini tidaklah efektif.

Sebagai contoh, seorang pemecah kode akan membutuhkan waktu 8 bulan dan 1.600 pengguna internet jika ia akan memecahkan kode RSA yang disandikan dalam 129 digit. Jika hal ini mungkin, pengirim data hanya perlu menambahkan digit pada kode RSA-nya agar para pemecah kode membutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk memecahkan kuncinya. Sebagai gambaran, pemecahan kode RSA 140 (140 digit) akan membutuhkan waktu yang lebih lama dari umur alam semesta (15 miliar tahun). Namun, jika pemecah kode menggunakan komputer kuantum, mereka dapat memecahkan kode RSA 140 hanya dalam waktu beberapa detik. Hal inilah yang membuat waswas para pengguna channel komunikasi rahasia saat ini untuk melakukan pengiriman data secara aman.


Komunikasi kuantum

Namun, sebagai kompensasi dari semua itu, komputer kuantum juga memberikan cara baru dalam berkomunikasi secara aman lewat apa yang disebut dengan komunikasi kuantum. Lewat komunikasi kuantum, penerima dan pengirim data dapat mengetahui jika terdapat pihak ketiga yang mencoba untuk menyadap komunikasi yang mereka lakukan. Namun, komunikasi kuantum hanya mungkin jika tingkat noise dalam sebuah saluran komunikasi tidaklah terlalu tinggi. Saat ini, British Telecom telah berhasil membangun sebuah jaringan komunikasi yang memiliki noise tidak lebih dari 9 persen dalam jarak 10 km. Hal ini membuat komunikasi kuantum menjadi mungkin di masa depan.

Selain algoritma Shor, telah pula dikembangkan sebuah algoritma lain oleh Lov Grover. Dengan menggunakan algoritma Grover, komputer kuantum dapat melakukan pencarian data terhadap suatu database acak dengan kecepatan yang jauh melebihi kecepatan komputer saat ini.


Sejarah singkat

Ide mengenai komputer kuantum pertama kali muncul pada tahun 1970-an oleh para fisikawan dan ilmuwan komputer, seperti Charles H. Bennett dari IBM, Paul A. Benioff dari Argonne National Laboratory, Illinois, David Deutsch dari University of Oxford, dan Richard P. Feynman dari California Institute of Technology (Caltech).

Di antara para ilmuwan tersebut, Feynmanlah yang pertama kali mengajukan model yang menunjukkan bahwa sebuah sistem kuantum dapat digunakan untuk melakukan komputasi. Lebih jauh, Feynman juga menunjukkan bagaimana sistem tersebut dapat menjadi simulator bagi fisika kuantum. Dengan kata lain, fisikawan dapat melakukan eksperimen fisika kuantum melalui komputer kuantum.

Pada tahun 1985, Deutsch menyadari esensi dari komputasi oleh sebuah komputer kuantum dan menunjukkan bahwa semua proses fisika, secara prinsipil, dapat dimodelkan melalui komputer kuantum. Dengan demikian, komputer kuantum memiliki kemampuan yang melebihi komputer klasik.

Setelah Deutsch mengeluarkan tulisannya mengenai komputer kuantum, para ilmuwan mulai melakukan riset di bidang ini. Mereka mulai mencari kemungkinan penggunaan dari sebuah komputer kuantum. Pada tahun 1995, Peter Shor merumuskan sebuah algoritma yang memungkinkan penggunaan komputer kuantum untuk memecahkan masalah faktorisasi dalam teori bilangan.

Hingga saat ini, riset di bidang komputer kuantum terus dijalankan di seluruh dunia. Beberapa kendala terus dicari pernyelesaiannya. Berbagai metode dikembangkan untuk memungkinkan terwujudnya sebuah komputer yang memilki kemampuan yang luar biasa ini. Sejauh ini, sebuah komputer kuantum yang telah dibangun hanya dapat mencapai kemampuan untuk memfaktorkan dua digit bilangan. Komputer kuantum ini dibangun pada tahun 1998 di Los Alamos, Amerika Serikat, menggunakan NMR (Nuclear Magnetic Resonance).Laflamme, ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat.


Kuantum Komputer saat ini

Pada pertengahan Februari lalu, perusahaan D-Wave memperlihatkan kompouter kuantum versi bisnis pertama di dunia melalui internet. Yang tampak pada gambar di atas adalah sirkuit chip kuantum yang di sediakan situs perusahaan tersebut.

Coba bayangkan bagaimana jadinya jika dalam saku kita terpasang komputer dengan kecepatan super tinggi? “Komputer Kuantum” (Quantum Computer) memiliki kemampuan hitung berkali-kali lipat dibanding komputer konvensional sekarang. Pada pertengahan Februari lalu, sebuah perusahaan yang baru berdiri di Kanada menyatakan telah meluncurkan komputer kuantum versi bisnis yang pertama di dunia, menimbulkan komentar dan kesangsian para sarjana maupun ahli terkait. Dan tak bisa tidak membuat kita berimajinasi, apakah era komputer kuantum telah tiba lebih awal?

Komputer kuantum dioperasikan menurut karakteristik mekanika kuantum, menggunakan ilmu informasi kuantum, berdasarkan komputer yang dilandasi sepenuhnya dengan satuan kuantum (qubit). Perusahaan D-Wave yang berada di Vancover, Kanada mengatakan, bahwa komputer yang dikembangkan dengan prinsip mekanika kuantum perusahaan tersebut lebih cepat berkali-kali lipat dibanding sistem operasional komputer yang paling berkualitas di dunia saat ini. Komputer yang diberi nama “Orion” ini, menggunakan teknik cetakan rata yang sistematis, dipadukan dengan sebuah chip niobium superkonduksi dan suhu ultrarendah, dapat mengerjakan 16 qubit. Chip inti harus dingin hingga mendekati titik nol absolut (-125.15ºC), agar supaya dalam proses perhitungannya tetap dalam kondisi kuantum.

Perusahaan D-Wave menuturkan, bahwa komputer kuantum ini bisa mengoperasikan 64 ribu hitungan secara bersamaan, dan prototipe komputer kuantum yang diperlihatkannya pada 13 Februari lalu merupakan komputer tipe bisnis yang pertama di dunia, di dalamnya ditanami chip kuantum yang dapat mengoperasikan 16 qubit. Perusahaan tersebut berencana dalam waktu 18 bulan ke depan, kecepatannya akan dinaikkan hingga 32 qubits pada akhir tahun 2007 ini, dan pada 2008 mendatang kecepatannya akan dinaikkan 512 qubits hingga 1024 qubits, dan akan disewakan bagi perdagangan.


Apa kegunaan dari komputer kuantum ini ?

Kepala pelaksana perusahaan tersebut yakni Herb Martin mengatakan, bahwa manusia bisa menggunakan komputer kuantum merancang obat-obatan gen. Perusahaan juga bisa menggunakan komputer kuantum untuk mengelola rantai kebutuhan produk mereka. Martin mengatakan : “Coba bayangkan, jika suatu perusahaan memiliki 40 pabrik dan memproduksi satu juta komponen yang tidak sama, maka hal yang harus dicatat itu bukankah tidak sedikit.”

Komputer kuantum juga dapat digunakan melindungi keamanan. Karena peristiwa 9 September, sejumlah besar pemerintah berbagai negara dan perusahaan banyak yang menaruh perhatian pada ilmu statistik biologi, telah membentuk sejumlah besar tentang gambar obyek, sidik jari yang hendak mereka lacak. Orang yang terdaftar sebagai teroris, di mana meski bisa dengan aman lolos dari pemeriksaan pabean. Dengan adanya komputer kuantum pada dasarnya bisa dengan cepat kembali memeriksa apakah pihak lain itu teroris atau bukan melalui gudang arsip yang telah di input lebih dulu oleh dinas keamanan.

Martin menuturkan, bahwa dengan diluncurkannya produk tersebut membuktikan konsepsi teknologi perdagangan komputer kuantum ini. Customer perusahaan D-Wave adalah kalangan perdagangan. Tokoh dari kalangan perdagangan tidak peduli bagaimana teknologi ini dapat dioperasikan, asalkan bisa menyelesaikan pola perdagangan yang rumit mereka. Sesungguhnya, komputer dari perusahan D-Wave ini adalah sebuah komponen campuran, yang dipadukan dengan chip kuantum sebagai co-processor. Bagian terpenting adalah chip kuantum ini, terbuat dari bahan superkonduksi aluminium niobium. Mengapa komputer kuantum bisa mencapai hitungan cepat, adalah karena satuan data dasarnya adalah qubits, bisa secara bersamaan mengerjakan 0 dan 1 sekaligus dengan cepat mengerjakan semua qubits.

Sebagian besar insinyur berpendapat bahwa teknologi komputer kuantum masih harus di lalui dengan sepotong perjalanan yang panjang. Komputer kuantum yang digunakan sedikitnya masih membutuhkan 10 tahun lebih baru bisa dihadirkan. Perusahaan D-Wave yang mempublikasikan prototipe komputer kuantum pada 13 Februari lalu melaui situs net, dan yang lebih membuat sangsi para ahli maupun sarjana terkait adalah kebenarannya. Pada 7 Maret lalu, insinyur NASA dari Laboratorium Jet Propulsion yang terletak di Pasadena California, secara terbuka mengumumkan bahwa mereka memang pernah membuat sebuah chip kuantum khusus untuk perusahaan D-Wave. Bagi insinyur di Laboratorium Microdevices, NASA, membuat sirkuit superkonduksi untuk customer adalah hal yang biasa. Mereka juga penah merancang Chip untuk Hypers Inc di New York, selain itu juga pernah membuat perlengkapan pesawat antariksa untuk misi Herchel-nya ESA (European Space Agency).

Apakah komputer kuantum benar-benar tidak lama lagi akan hadir dalam kehidupan nyata sebagaimana yang dikatakan perusahann D-Wave? Sebagian besar perusahaan komputer terkemuka merasa sangsi atas hal ini. Selain itu ada ilmuwan yang berpendapat, bahwa jika memang benar ada sistem kuantum yang demikian praktis, terutama di saat penambahan atau penguraian sandi pada sistem finansial yang masih sangat lemah ini, maka ini akan menjadi satu terobosan teknologi yang penting. Namun ahli juga berpendapat, bahwa jika memang perusahaan kecil seperti D-Wave ini benar-benar memiliki teknologi demikian pasti akan berkembang positif, dalam 5-8 tahun jika mereka mendapatkan teknologi menyelesaikan rancangannya, maka besar kemungkinan akan dicari dan ditampung oleh perintis teknologi kelas berat seperti Intel dan IBM.

Menggunakan komputer kuantum untuk “memprakarsai era baru komputer” adalah impian yang didambakan oleh banyak laboratorium di dunia. Perusahan D-Wave menggunakan chip kuantum dan memadukannnya dengan komputer konvensional untuk memenuhi fungsi perdagangannya, meski jarak bidang dalam ilmu pengetahuan masih cukup panjang, namun ini seakan-akan memberitahu terlebih dahulu bahwa kemungkinan tibanya era kuantum lebih awal. Sejumlah analisator berpendapat, bahwa masalah utama komputer kuantum saat ini terletak pada kesulitan menjalankan bentuk kuantum mikorokosmis. Mungkin kelak di masa mendatang manusia bisa menemukan suatu rancangan yang sepenuhnya baru, dan bahan-bahan yang baru sama sekali. Sama seperti bahan-bahan semi konduktor terhadap perkembangan komputer elektrik.


Closing

Semoga masyarakat ilmiah di Negara kita terpacu untuk selalu mengembangkan potensi Ilmiahnya agar kita mampu bersaing dengan Negara-negara yang telah mencapai kemajuan dalam bidang teknologi tinggi.

“Bermimpilah dan berusahalah karena Tuhan akan mendekap erat mimpi dan perjuangan kita”.

Furthers Sources:

  • DiVincenzo, David P. (2000). "The Physical Implementation of Quantum Computation". Experimental Proposals for Quantum Computation. arXiv:quant-ph/0002077.
  • An Introduction to Quantum Computing, by Phillip Kaye (Author), Raymond Laflamme (Author), Michele Mosca (Author) "A computer is a physical device that helps us process information by executing algorithms.
  • DiVincenzo, David P. (1995). "Quantum Computation". Science 270 (5234): 255–261. Table 1 lists switching and dephasing times for various systems.
  • Feynman, Richard (1982). "Simulating physics with computers". International Journal of Theoretical Physics 21: 467.
  • Jaeger, Gregg (2006). Quantum Information: An Overview. Berlin: Springer. ISBN 0-387-35725-4. "
  • Nielsen, Michael and Isaac Chuang (2000). Quantum Computation and Quantum Information. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-63503-9.
  • Benenti, Giuliano (2004). Principles of Quantum Computation and Information Volume 1. New Jersey: World Scientific. ISBN 9-812-38830-3.
  • Web FPMIPA UPI

Rabu, 05 November 2008

Classroom Communicator in Education for Development of Quality Teacher

Dates


Principal Investigator

Arif Nurahman

Fisika Bumi Siliwangi, Universitas Pendidikan Indonesia

&

MIT-Harvard Open Course Ware

Problem

Large lecture halls may inhibit student participation in class discussions if they fear a negative reaction from other students. Because of this pattern, faculty are not always in tune with student comprehension levels in large lectures.

Goal

To develop innovative technology—a cell phone equipped with a web browser—to enable instructors and students to communicate more comfortably and effectively in large classes.

Overview

The Classroom Communicator uses computer technology (a cell phone equipped with a web browser) to increase the level of interaction between students and professors. Typically, a lecturer spends most of the class time presenting material while allowing some time for answering questions. Students often have questions while the lecturer is presenting. Many of these questions may not be answered because the student forgets to ask, is afraid to ask, or there is not enough time to ask.

One aspect of the Classroom Communicator is to facilitate the question and answering session. While the lecturer is presenting, students can enter their questions into the system (possibly anonymously). When the lecturer reaches a reasonable break in material, he or she may retrieve a frequently asked questions (FAQ) report generated by the Classroom Communicator software.

The Classroom Communicator also gives lecturers a real-time quantitative measure of how well students understand the material presented. For example, a lecturer can incorporate "mini-quizzes" into his/her lecture. The quizzes could be a series of multiple choice questions loaded in the system before class. After presenting a particular topic, the lecturer can, at the press of a button, display a question on the students' units. If most students answer correctly, the lecturer may feel comfortable to proceed to the next topic. If most students answer incorrectly, the lecturer may want to spend more time on the current topic. In effect, the lecturer will be able to manage class time and address the needs of the students in real-time.

"Classroom Communication Systems (CCS) are effective pedagogical tools that allow the communication of new information between instructors and students during class. Most students who have been asked to compare this Classroom Communicator to other commercially available systems report that they like the Classroom Communicator as much, if not better than, the commercially available solutions." — Arif Nurahman, FiBuSi, Research Center

Tulisan-Tulisan Kerjasama dengan Siswa di Seluruh Dunia

Collaborative Writing

1. Turkey
Arif Kara (ICT Consultant, Games Expert)
2.Wael Alghamdi
Dar Al Fikr School 2007
Saudi Arabia (Prospective Student in KAUST/King Abdullah University of Sciences and Technology)
3. Carolina Ibarra C. (http://www.carolinaibarra.blogspot.com) Chile (An Painter/Artist)
4. Shahreer Zahan (St. Joseph Higher Secondary, Dhaka. Bangladesh) Astrophysics Interest




Preview Artikel

Koshiba, Nilai Merah Mendapat Nobel
Jumat, 20 Februari 09 - oleh : arif nurahman

Contributors:

Herni Yuniarti S. (Physics UPI)
Angga Fuja Widiana (Physics UPI
Bambang Achdiyat (Physics UPI)
Rizkiyana Putra M. (Physics UPI)
Anton Timur J. (Astronomi ITB)
Ridwan Firdaus (Geografi UN Jakarta)
Aiko Fukushima (Japan)
Joy Chen (China)

1.www.banjarcyberschool.co.cc
2.www.banjarastrophysics.co.cc
3.www.tokobaedu.co.cc

Advisers:

Bpk. Madyani Yogi A., Ph.D.
(MIT & SITA)
Bpk. Muhammad Arifin, M.Sc., Ph.D.
(Tokyo Univ. & UPI)
Bpk. Taufik Hidayat, M.Sc., Ph.D
(Tokyo Univ. & UPI)
Bpk. Endang Jaenudin, S.Pd.
(SMAN 1 Banjar)
Bpk. Itam Kistamaji, S.Si.
(SMAN 1 Banjar)

"Ku wa raku no tane"
-Kesusahpayahan ialah benih yang menyenangkan-

"Fudewa ken Yorimo Tsuyoshi"
-Pena lebih berkuasa dari pedang-

"Yu wa yasuku okonan wa katashi"
-Menyatakan mudah, melaksanakan sukar-

“Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.” ~~ Gandhi

“I have discovered few learning disabled students in my three decades of teaching. I have, however, discovered many, many victims of teaching inabilities.” ~~ Marva Collins



Name: KOSHIBA, Masatoshi.
Date/Place of Birth: September 19, 1926/Toyohashi city, Aichi Pref., Japan.
Nationality: Japanese.
Marital status: Married to Kyoko KATO on October 5, 1959, in Tokyo.
Permanent address: 4-11-7 Shimoigusa, Suginami, Tokyo 167-0022 Japan.
Tel/Fax: 81-3-3396-6868,
e-mail: mkoshiba@icepp.s.u-tokyo.ac.jp.

Education
Mar. 1951: Graduated from University of Tokyo, physics major.
Apr. '51 to Mar. '53: Graduate School, University of Tokyo.
Sep. '53 to Jun. '55: Graduate School, University of Rochester, Rochester, N.Y.
Received Ph.D in physics: Thesis on Ultra-High- Energy Phenomena in Cosmic Rays.

Introduction


Masatoshi Koshiba (小柴 昌俊 Koshiba Masatoshi, born on September 19, 1926 in Toyohashi, Aichi Prefecture) is a Japanese physicist who won the Nobel Prize in Physics in 2002.

He graduated from the University of Tokyo, School of Science in 1951 and received a Ph.D. in physics at the University of Rochester, New York, in 1955. From July 1955 to February 1958 he was Research Associate, Department of Physics, University of Chicago; from March 1958 to October 1963, he was Associate Professor, Institute of Nuclear Study, University of Tokyo, although from November 1959 to August 1962 he was on leave from the above as Senior Research Associate with the honorary rank of Associate Professor and as the Acting Director, Laboratory of High Energy Physics and Cosmic Radiation, Department of Physics, University of Chicago. At the University of Tokyo he became Associate Professor in March 1963 and then Professor in March 1970 in the Department of Physics, Faculty of Science, and Emeritus Professor there in 1987. From 1987 to 1997, Koshiba taught at Tokai University. In 2002 he won the Nobel Prize in Physics "for pioneering contributions to astrophysics, in particular for the detection of cosmic neutrinos". (He was co-winner of the Nobel Prize with Raymond Davis Jr. & Riccardo Giacconi of the U.S.)

He is now Senior Counselor of ICEPP and Emeritus Professor of University of Tokyo.

Koshiba's award-winning work centred on neutrinos, subatomic particles that had long perplexed scientists. Since the 1920s it had been suspected that the Sun shines because of nuclear fusion reactions that transform hydrogen into helium and release energy. Later, theoretical calculations indicated that countless neutrinos must be released in these reactions and, consequently, that Earth must be exposed to a constant flood of solar neutrinos. Because neutrinos interact weakly with matter, however, only one in a trillion is stopped on its way to Earth. Neutrinos thus developed a reputation as being undetectable.

In the 1980s Koshiba, drawing on the work done by Raymond Davis Jr, constructed an underground neutrino detector in a zinc mine in Japan. Called Kamiokande II, it was an enormous water tank surrounded by electronic detectors to sense flashes of light produced when neutrinos interacted with atomic nuclei in water molecules. Koshiba was able to confirm Davis's results—that the Sun produces neutrinos and that fewer neutrinos were found than had been expected (a deficit that became known as the solar neutrino problem). In 1987 Kamiokande also detected neutrinos from a supernova explosion outside the Milky Way. After building a larger, more sensitive detector named Super-Kamiokande, which became operational in 1996, Koshiba found strong evidence for what scientists had already suspected—that neutrinos, of which three types are known, change from one type into another in flight; this resolves the solar neutrino problem, since early experiments could only detect one type, not all three.

Prof. Koshiba is a member of the Board of Sponsors of The Bulletin of the Atomic Scientists.


Nilai Merah Mendapat Nobel


Selama beberapa tahun terakhir tempat kediaman Profesor Masatoshi Koshiba di Tokyo, Jepang, selalu diserbu oleh para wartawan yang ingin bersama-sama menunggu kabar dari Stockholm, Swedia, yang memberitahukan bahwa profesor kebanggaan bangsa Jepang itu telah memenangkan Nobel Fisika. Selama beberapa tahun pula berita kemenangan yang mereka tunggu-tunggu itu tidak kunjung datang.

Hari itu, 8 Oktober 2002, sekitar 20 wartawan tetap menunggu dengan sabar di kediaman Koshiba seperti tahun-tahun sebelumnya. Dan berita yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Nobel Fisika tahun 2002 dihadiahkan kepada Masatoshi Koshiba dan Raymond Davis, Jr. (atas penemuannya di bidang astrofisika berkaitan dengan pendeteksian neutrino kosmis), dan Riccardo Giacconi (juga di bidang astrofisika, berkaitan dengan penemuan sumber-sumber sinar-X kosmis).

Masatoshi Koshiba lahir di kota Toyohashi, Jepang, pada tanggal 19 September 1926. Ia mengenyam pendidikannya di sebuah sekolah menengah atas di Yokosuka, yang juga merupakan tempat Perdana Menteri Junichiro Koizumi bersekolah. Koshiba remaja bercita-cita untuk bergabung dengan sekolah militer (mengikuti jejak ayahnya), atau menjadi seorang musisi (ia senang mendengarkan musik klasik dan membaca novel-novel bersejarah). Tetapi satu bulan sebelum ia mengikuti ujian masuk sekolah militer Koshiba terserang penyakit polio yang memaksanya untuk banyak berbaring dan beristirahat. Masa-masa pemulihannya dilalui dengan membaca buku tentang ide-ide besar fisikawan terkenal, Albert Einstein, yang diberikan oleh gurunya. Tetapi keputusannya untuk mendalami fisika justru dipicu oleh kata-kata guru lain yang tidak sengaja didengarnya. Menurut guru itu, Koshiba tidak mungkin bisa mempelajari dan memahami fisika karena nilai-nilainya di mata pelajaran eksakta itu sangat buruk. Komentar inilah yang membuat Koshiba memilih jurusan fisika di Tokyo University.

Saat pertama kali ia mendaftar di Tokyo University, Koshiba mendapatkan penolakan yang membuatnya mencoba kembali untuk kedua kalinya. Usahanya yang pantang menyerah itu pun membuahkan hasil. Koshiba mulai mempelajari fisika di Tokyo University sambil melakukan pekerjaan sampingan untuk membantu membiayai kehidupan keluarganya. Kesibukannya mencari nafkah itu hampir saja menggagalkan usahanya dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi. Saat itu ia tidak memiliki banyak waktu untuk hadir di setiap kuliah, bahkan dalam satu minggu ia hanya mempunyai waktu untuk mengikuti satu kuliah saja. Dengan kondisi seperti itu tidak ada yang menyangka bahwa Koshiba akan berhasil lulus (1951). Berbeda dengan riwayat para pemenang Nobel lainnya, yang biasanya mencatatkan prestasi akademis yang menakjubkan, Koshiba justru lulus dengan nilai terendah. Namun hal ini tidak membuatnya putus asa dalam mencoba mengenyam pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Koshiba kemudian mendaftarkan diri ke University of Rochester, Amerika Serikat, dengan berbekal surat rekomendasi dari dosennya di Tokyo University yang secara jujur menyatakan: His results are not good, but he’s not that stupid. Ia diterima di University of Rochester dan mendapatkan gelar Ph.D. di sana pada tahun 1955. Pada tahun 1958 Koshiba kembali ke Tokyo University untuk bekerja di sana sampai 31 Maret 1987, sebelum pindah ke Tokai University sampai ia pensiun di tahun 1997. Koshiba yang sewaktu lulus dari Tokyo University mendapatkan nilai terendah akhirnya menjadi profesor fisika di tempat yang sama. Satu bulan sebelum ia mengakhiri masa kerjanya di Tokyo University (23 Februari 1987), Koshiba berhasil membuktikan keberadaan partikel elementer yang disebut neutrino, yang jejaknya dideteksi menggunakan detektor Kamiokande (untuk menghasilkan ledakan supernova) yang dirancang dan dibuatnya sendiri. Penemuannya ini melahirkan bidang penelitian baru yang sangat penting dalam astrofisika, yaitu astronomi neutrino.

Selain hadiah Nobel Fisika, penemuannya ini juga telah menganugerahinya berbagai penghargaan lain di dunia internasional, seperti Der grosse Verdienstkreutz dari presiden Jerman Barat, Order of Cultural Merit dari Kaisar Jepang, dan Wolf Prize dari president Israel. Koshiba juga terdaftar sebagai anggota American Physical Society, Physical Society of Japan, dan Japanese Astronomical Society.

"Kannan kanji o tama ni su"
-penderitaan atau kesukaran-kesukaran membuat kamu menjadi permata-

"Ni kara deta sabi"
-Siapa yang berbuat, ia sendiri yang akan menanggung akibatnya-

Hubungan Organisasi:

1. Fisika Bumi Siliwangi Research Center
2. Tim Olimpiade Kota Banjar
3. Banjar Astro Physics Association
4. Pusat Persaudaraan Tim Olimpiade Fisika Astronomi Wilayah Sunda
5. TOFI Yohanes Surya
6. Ririungan NIHONGO Kota Banjar

References:

1. Yohanes Surya Institute
2. Nobel Prize Org.
3. Wikipedia
4. Japanese HAIKU

Ucapan Terimakasih:

1. Greatest Our Parents & Teachers
2. Greatest Our Friends Forever
SENEBIAN, RANGER & All

"Salam Pendidikan untuk Peradaban"



Welcome World II

Assalamualikum.,.sahabat.,.,!!
I am Born