Sabtu, 06 Agustus 2011

Fisika dan Kepemimpinan




Ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikembangkan di Indonesia adalah Iptek yang dalam waktu sesingkat-singkatnya dapat menghasilkan penyelesaian masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia.


Mengingat langkanya sumberdaya, dan perlunya diambil keputusan pemilihan teknologi yang seoptimal mungkin, maka prioritas pengembangan riset dan teknologi akan diberikan pada ilmu pengetahuan terapan, sedangkan ilmu dasar akan dikembangkan sejauh berhubungan langsung dengan kepentingan Nasional.

(Prof. B.J. Habibie)




 
~Scientist to President~

"Educationists should build the capacities of the spirit of inquiry, creativity, entrepreneurial and moral leadership among students and become their role model. "

(Dr. Avul Pakir Jainulabdeen Abdul Kalam, President of India)


Lecture by:

Richard A. Muller

I am a Professor in the Department of Physics at the University of California at Berkeley, and Faculty Senior Scientist at the Lawrence Berkeley Laboratory, where I am also associated with the Institute for Nuclear and Particle Astrophysics.

Kepemimpinan dalam Fisika

(Prof. Yohanes Surya, Ph.D./Rektor Universitas Multimedia Nusantara)

Fenomena Mestakung

Fenomena ini terjadi ketika suatu sistem berada pada keadaan kritis. Misalnya Ketika pasir dituangkan diatas lantai, pasir akan membentuk suatu bukit, makin lama pasir makin tinggi. Tapi terjadi keanehan ketika pasir mencapai ketinggian kritis. Pada ketinggian kritis ini pasir mengatur diri, mempertahankan kemiringan bukit tetap sama. Sehingga bukit tidak hancur.


Hal yang sama terjadi ketika angsa-angsa yang tinggal di daerah 4 musim menghadapi musim dingin. Ketika musim dingin tiba angsa berada pada kondisi kritis. Mereka berdiam diri akan mati kedinginan, terbangpun mereka akan mati karena daerah yang hangat jaraknya ribuan kilometer. Kondisi kritis ini membuat angsa-angsa mengatur diri. Mereka terbang membentuk huruf “V”. Pada formasi ini angsa yang paling lelah adalah angsa yang terdepan. Ketika angsa ini lelah, angsa angsa lain mengatur diri menggantikannya satu persatu. Ada pengaturan diri ketika kondisi kritis.

Orang yang dikejar anjing berada pada kondisi kritis. Pada keadaan ini sel sel tubuh orang ini akan mengatur diri, memberikan energi lebih sehingga orang yang semula hanya bisa melompat 1 meter sekarang dapat melompat 1,5 meter.

Dari tiga peristiwa itu terlihat bahwa ada pengaturan diri ketika kondisi kritis. Proses pengaturan diri untuk keluar dari kondisi kritis ini saya namakan mestakung.

Ada 3 hukum Mestakung:

• Hukum 1: pada kondisi kritis ada jalan keluar
• Hukum 2: ketika seorang melangkah ia akan melihat jalan keluar.
• Hukum 3: Ketika seorang tekun melangkah, ia akan mengalami mestakung.

Ketiga hukum mestakung ini saya singkat dengan kata KRILANGKUN (KRItis, meLANGkah, teKUN).

Mestakung terjadi hanya ketika kondisi kritis. Untuk membuat hukum ini bekerja kita harus membuat situasi kritis. Setelah itu kita harus melangkah. Nah ketika kita melangkah dengan tekun inilah terjadilah mestakung (semesta mendukung). Mestakung akan menciptakan pelipatgandaan hasil, yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang mustahil menjadi kenyataan, terjadi hal hal yang luar biasa.

Fenomena mestakung cocok untuk organisasi yang berada dalam kondisi kritis atau yang dibuat kritis seperti PSSI, perusahaan yang ingin berkembang cepat ataupun negara yang ingin menjadi negara superpower.

Pemimpin yang dibutuhkan dalam situasi ini adalah pemimpin yang ngoyo (kejar habis). Pemimpin ini harus punya ambisi besar, mau kerja keras dan tekun (tidak akan berhenti sebelum tujuan ini tercapai). Pemimpin ini harus punya ekstra energi dan didukung oleh pembantu-pembantunya yang juga mempunyai ambisi yang sama. Dalam tim yang dibentuk harus muncul kesadaran bahwa mereka tidak akan berhenti sebelum tujuannya tercapai. Mereka harus sadar bahwa begitu mereka berhenti di tengah jalan maka mestakung tidak akan bekerja, dan mereka tidak akan berhasil.


Kepemimpinan di abad 21

Abad 21 ini adalah abad globalisasi. Faktor globalisasi ini, membuat masyarakat menjadi lebih kompleks. Orang yang dipimpin akan lebih beragam, sehingga kepemimpinan di abad 21 ini diharapkan merupakan kombinasi dari 4 kepemimpinan diatas. Pemimpin diharapkan mampu mendeteksi situasi dan mampu merubah gaya kepemimpinannya sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Kadang ketika organsisai lesu, pemimpin harus menggunakan kepemimpinan Newton yang otoriter untuk membuat semua orang bangun.

Kepemimpinan otoriter ini perlu ditambah dengan kepemimpinan mestakung agar setiap orang yang dipimpinnya merasa kritis sehingga mereka lebih termotivasi untuk maju. Juga jangan lupakan kepemimpinan Einstein yang lebih demokratis untuk memperhatikan setiap input yang masuk. Dan ingat bahwa dalam abad ke 21 tidak ada yang pasti, semua penuh ketidakpastian.

Sumber:

1. University California at Berkeley

2. Team Olimpiade Fisika Indonesia


Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar: